Free Hit Counter
Web Site Counter
Foto Saya
Nama:
Lokasi: Yogyakarta, D.I.Yogyakarta, Indonesia






Ke Pantai Yuk...

Relaxed

Great Piano Competition!





April 2008 Mei 2008




Blogger
Google
Friendster
Indosat



Blogger

FinalSense

Friendster

Yahoo

Ebay

Ke Pantai Yuk...
Parangtritis, Bantul, D.I.Yogyakarta, Indonesia
Minggu, 4 Mei 2008
Hari ini aku mulai dengan males-malesan. Sama kayak hari minggu kemaren-kemaren. Aku baru bangun jam 9 pagi. Itupun karena orang-orang di rumah dah pada sibuk wira-wiri. Ada suara keponakan-keponakanku yang dua orang, Naya dan Niken, sedang lari-lari ke sana ke mari. Ada Bapak dan Iboekku yang sedang nyantai sambil ngobrol di ruang tamu. Ada Mas Ari, suami dari kakakku. Ada pula Mbak Dyah, kakakku, yang baru aja selesai mandi sudah siap-siap mau pergi entah ke mana. Dia sudah dandan, trus pake kemeja warna cokelat sama celana panjang jeans. Ternyata setelah itu dia masuk ke kamarku, nawari mau makan apa pagi ini. ''De' Enda, kamu mau sarapan pake' apa de'?'' Begitu tanyanya sama aku. Aku yang masih terbaring di tempat tidur cuma bisa jawab sekenanya saja. "Ya...terserah deh. Apa aja mau..." kira-kira begitu jawabku tadi. Akhirnya, setelah itu dia pergi keluar bersama-sama dengan suami dan keponakan-keponakanku tadi.
Tak lama setelah itu, aku beranjak pergi dari kasurku yang dengan berat hati harus aku tinggalkan juga. Tujuan pertamaku langsung ke meja makan. Entah kenapa perutku terasa lapar sekali. Nah, ternyata di situ sudah ada jus wortel yang sudah disiapkan sama pembantuku, Dita. Wah, kebetulan sekali, pikirku. Kebetulan aku juga sedang gak pingin makan besar pagi ini. Tetapi, sebagai gantinya aku bisa minum jus wortel itu. Langsung saja, jus wortel yang gelasnya segede gaban tadi aku minum, glek...glek...glek.... Nyam, pokoknya seger bener dah...
Kurang lebih sekitar jam 11, kakakku dan rombongannya tadi sudah pulang ke rumah. Sampai di rumah kakakku ngeluarin makanan-makanan yang sudah dibelinya tadi. Ternyata, mereka semua pergi ke UGM tadi. Di sana kalo hari minggu pagi begini, banyak penjual-penjual dadakan (jadi inget salah satu acara di TPI, dangdut mania dadakan). Yah, seperti pasar tiban gitu lah. Nah, ternyata makanan yang dibeli kakakku enak-enak semua. Yah, mau bagaimana lagi, rencana awalku yang gak pengen sarapan pake makan besar jadi gagal deh. Akhirnya aku tergoda juga untuk mencicipi sepiring lontong opor yang dibelikan kakakku tadi.
Setelah Kami semua selesai sarapan, Kami sekeluarga berencana untuk berangkat berlibur di Parangtritis. Tanpa sadar, angan-anganku sudah melambung jauh memikirkan suara ombak dan hamparan pasir di Pantai Parangtritis. Kami semua mempersiapkan keperluan untuk menghabiskan hari ini di Pantai Parangtritis.
Setelah semua perbekalan lengkap, Kami sekeluarga, plus Simbah Putri dan pacarku tersayang, Wietha, berangkat bersama-sama dengan menggunakan dua mobil ke Parangtritis. Kami semua berangkat tepat pukul 12:00 siang hari. Bapak, Iboek, Simbah Putri, Wietha, dan Aku, Kami menggunakan mobil Innova Kami. Sementara, Mbak Dyah, Mas Ari, Dita, dan dua keponakanku tadi, Naya dan Niken, menggunakan mobil Kami yang satu lagi, VW Combi. Perjalanan dari Kota Yogyakarta ke Pantai Parangtritis Kami tempuh kurang lebih sekitar 45 menit. Perjalanan yang cukup panjang, sampai akhirnya Kami sekeluarga tiba juga di tempat tujuan Kami.
Tempat tujuan Kami yang pertama adalah Parang Wedang, tempat pemandian air hangat. yaitu suatu tempat di mana kita dapat mandi menggunakan air hangat. Air hangat itu sendiri berasal dari sumber mata air alami yang berasal dari kolam di dalam pemandian tersebut. Tempatnya tepat berada di pinggir jalan Jogja-Parangtritis, di sebelah utara Pantai Parangtritis. Tempat tersebut ternyata merupakan milik dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Dari awal kita memasuki tempat tersebut, kita sudah disambut dengan Joglo, bangunan khas Keraton Yogyakarta. di sekitar halaman pemandian tersebut terdapat pula pohon-pohon rindang, yang konon hanya dapat ditemui di bangunan-bangunan milik Keraton, yaitu pohon Sawo Kecik. Tempat pemandian itu sendiri terdiri dari kamar-kamar mandi yang terdapat bak mandi panjang di dalamnya.
Setelah itu, Kami melanjutkan perjalanan Kami menuju Pantai Parangtritis. Di Sana, Kami dapat melihat hamparan padang pasir yang luas, yang berbatasan langsung dengan pantai dan Laut Samudera Indonesia. Saya sendiri, sempat menikmati berjalan-jalan menyusuri pantai dengan menaiki Andhong (semacam kereta kuda). Wah, sungguh nikmat sekali rasanya. Di samping bisa merasakan nikmatnya diterpa udara laut, saya juga menikmati indahnya pemandangan Pantai Parangtritis. Ketika saya melayangkan pandangan saya jauh ke Timur, saya melihat ada hamparan tebing yang menjulang tinggi. Dengan teksturnya yang kasar, ditumbuhi rerumputan dan tanaman-tanaman lain. Sungguh pemandangan yang luar biasa indah...
Hari sudah beranjak sore, Kami sekeluarga bergegas menuju ke tujuan Kami selanjutnya. Masih di kompleks pantai (perumahan kali ye...) yang sama, yang terpisahkan kurang lebih 3 kilometer dari Pantai Parangtritis, terdapat pantai yang tidak kalah menariknya dari Pantai Parangtritis, yaitu Pantai Depok. Bahkan, aku sangat heran ketika aku sampai di sana, kok tempat itu jauh lebih ramai daripada Pantai Parangtritis. Ternyata hal tersebut dimungkinkan karena ada TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Depok. Bahkan, kalo bisa digambarkan, mungkin keramaian pantai tersebut bisa saya samakan dengan TPI Muara Karang di Jakarta.
Terlepas dari keheranan Kami dengan tempat yang sangat ramai sekali ini, Kami segera mencari ikan mentah dan jenis-jenis makanan laut lainnya di TPI tersebut. Akhirnya, Kami berhasil memboyong Ikan Bawal, Ikan Kakap Merah, Udang, Cumi-cumi, Kepiting, dan tidak ketinggalan ada juga Kerang. Wow, kalo dilihat-lihat, jumlahnya banyak sekali. Entah, Kami dapat menghabiskannya atau tidak, itu urusan belakangan, tapi yang penting bagaimana Kami bisa kenyang dulu. Setelah itu, Kami memberikan Ikan-ikan se-kecamatan tadi ke warung makan terdekat untuk dimasak.
Sambil menunggu masakan tersebut matang, aku memutuskan untuk bermain layang-layang di pantai. Segera saja aku menghampiri penjual layangan terdekat. Di sana di jual layangan berbentuk elang. Layangan itu aku tebus dengan harga yang relatif murah, Rp. 10.000,oo. Setelah itu, segera saja aku menerbangkan layangan itu. Aku dan keponakan-keponakanku, serta pacarku bergantian bermain layangan tersebut. Sungguh menyenangkan. Kurang lebih menunggu sekitar 1 jam, akhirnya seluruh masakan Kami tadi matang juga. Sebagian di bakar, dan sebagian di goreng. Aku langsung bergegas ke warung untuk menyantap hidangan yang sudah tersaji tadi. Mmmm....yummy...segerombolan Ikan, Kerang, Kepiting dan antek-anteknya tadi tampak sungguh menggiurkan. Ditambah lagi dengan sambel yang sepertinya sedap. Serta Kelapa Muda yang tersaji lengkap dengan batok-batoknya, hmm...semuanya menambah kenikmatan makan siang kali ini di Pantai Depok.
Setelah Kami selesai menyantap makanan tadi, Kami melanjutkan lagi dengan permainan layang-layang yang sempat terhenti tadi. Namun, lebih asyiknya lagi, kali ini matahari nampak sudah bersahabat. Sinarnya sudah tidak terpancar dengan terik lagi. Hanya tinggal sisa-sisa sinarnya yang kemerah-merahan saja yang menyinari kami. Kamipun semakin bersemangat bermain-main layangan dan pasir di pantai itu. Tapi satu hal yang bikin aku geram, kali ini layanganku tidak dapat terbang dengan mulus. Entah kenapa dia selalu menukik ke bawah di ketinggian tertentu. Kalaupun dapat terbang agak tinggi, dia tidak dapat terbang dengan stabil. Mmm...aku mengerti, nampaknya layanganku tadi sudah kekenyangan makan segala macam makanan laut tadi, sehingga dia tidak lagi dapat terbang dengan baik.
Tak terasa, waktu pun sudah menunjukkan jam 5 sore. Matahari pun sudah semakin lelah bersinar. Angin yang dengan semangatnya menerpa Kami sejak tadi sudah tidak lagi terlihat. Baiklah, mungkin memang sudah waktunya bagi Kami sekeluarga untuk pulang. Kamipun segera meninggalkan Pantai Depok, kembali menuju ke peradaban, ke kota Yogyakarta.
Yah, itulah sekelumit cerita liburan kali ini. Ternyata di sekitar kitapun masih banyak tempat-tempat wisata yang layak dikunjungi. Kalau kantong kita sedikit cekak dan tidak dapat memenuhi keinginan kita untuk dapat berjalan-jalan di Orchard Road Singapura, menyusuri kemegahan Tembok besar Cina, ataupun berada di ketinggian patung Liberty, New York, mungkin kita dapat mulai memikirkan alternatif liburan yang nikmat namun tidak menguras kantong seperti yang hari ini saya lakukan...

Label:

Relaxed
My Horoscope tells me…
As your schedule loosens up and everyone is happily off doing their own thing, maybe it's time for you to do your own thing, too. This is a wonderful time to schedule a long weekend retreat for yourself -- taking time to think about your life and where you are going may be a luxury, but it is one you should indulge in. Too many other people have been the focus of your life. Right now, the central focus should be you. It's a good time for deep thought and for setting a few new goals.

My comment…
Mmm…yes, that’s true. I have my schedule loosened up. Why? Because I have finished all of my assignment. I have finished the rally. Yesterday, I have passed my piano pop jazz competition. Whatever the result, I have done it beautifully. Although, it’s seized my time a lot. Finally, nothing special today, I really should taking time to think about my life and where I would be next few days…
(*deep breathe…*)

Label:

Great Piano Competition!
My Horoscope tells me…
Someone who is really different from you may appear. It looks like they could really shake up your world -- in a good way! They'll show you that there are different ways of approaching the problems you are facing. This is a positive person, not someone you should feel intimidated by or afraid of. Their background is different from yours, and could trigger some silly suspicions that you must immediately push aside. Think the best of all the new people you encounter today -- each of them has something great to offer you.

My comment…
This person is Anthony Indramawan, a young chinesse piano player, my friend from piano class. He has the same teacher with mine. He is in a level with me, too. But, I don’t know why, he could play piano better than me. He use “more feeling” than I do. I used to be intimidated with his attitude before, but from now on, I will saw him from another side, another perspective. He really shake my world today, when he perform the “Andaikan Kau Datang” in front of the crowd. He own the crowd, but me, I just being lucky that I didn’t slip in my perform playing “Hanya Ini Persembahanku”. And I don’t know why, after the piano contest the ice wall between us is melting down. We greet each other. That’s a nice start I thought. Finally, I learn something today, that I shouldn’t judge the book by it’s cover.

Anthony Indramawan, two thumbs up for you!
Thank you so much for inspiring me…

Label: